Halaman

Bangunkan Raksasa dalam diri dengan husnudzon untuk raih dunia ke dalam genggaman.....

Sabtu, 30 Maret 2013

Sang Pengembara dan Perjalanan Hidupnya dari Sekolah Dasar di Tengah Rimba ke Kampus Megah di Tengah Kota

Gubuk Bambu yang kurindu
Sang Pengembara merupakan salah satu mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang jurusan akuntansi angkatan tahun 2006, sosok yang akrab dipanggil mas sugi oleh rekan-rekannya ini terlahir dengan kehendak dan rahmat Allah dari pasangan suami istri Bapak Marsono dan Ibu Suriyah -semoga Allah senantiasa memberikan Ridho-Nya kepada keduanya-  di Desa Jepara Ranau pada Tanggal 16 September 1986 yang terlahir sebagai anak pertama dari empat bersaudara yang semua adiknya adalah juga laki-laki yaitu; Supriyadi lahir pada tanggal 13 Mei 1988, Aris Munanjar lahir pada tanggal 15 September 1997, dan yang bungsu Kiki Sumantri lahir pada tanggal 21 Juni 2003. Setelah beberapa waktu dari hari kelahirannya, kakak dari tiga adiknya ini diberi nama lengkap Eko Sugiatmoko –saat masuk Sekolah Dasar nama eko tidak di cantumkan- yang kemudian hanya Sugiatmoko. Mantan penggembala sapi dan kambing ini memendam cita-citanya sejak Sekolah Dasar untuk menjadi guru -perubahahan cita-cita saat masuk kuliah menjadi pengusaha, dan allah kabulkan cit-cita kecilnya dengan menjadi Murobbi dalam khalaqoh mahasiswa-. Dan pemilik hobi membaca dan olahraga –sekaligus mantan atlit cabang atletik- ini memiliki motto hidup yang ringan “Hidup adalah perjuangan dalam meraih ridho allah SWT” sebagai motivasi untuk melangkah menjalani hidupnya.
Anak sulung dari petani kebun dan petani sayur ini memulai pendidikannya pada tahun 1994 di SD Negeri No. 5 Simpang Sender Kecamatan Banding Agung Ranau (Sekarang Kec. Buay Pematang Ribu Ranau Tengah) pada umur delapan tahun, kemudian melanjutkan jejang pendidikannya ke SLTP Negeri 2 Banding Agung Ranau tahun 2000 sampai 2003 dengan meraih beberapa prestasi yang menjadi motivasi bagi kedua orang tuanya untuk tetap melanjutkan jenjang pendidikan ke SMA. Dengan keyakinan seperti dalam QS. Ar-ra,du:11 “…Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya…” dan pepatah “di mana ada kemauan di situ ada jalan”, akhirnya melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Banding Agung Ranau Jurusan IPA tahun 2003 sampai 2006. Dengan tekad kuat yang dimilikinya Ia mengembara ke Kota Palembang untuk tujuan bekerja dan ikut tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Universitas Sriwijaya (UNSRI) –bukan tujuan untuk kuliah tapi sekedar ikut tes-.  Dengan kehendak dan izin Allah, putra jawa kelahiran sumatera (Pujakesuma) ini memperoleh kelulusan atas keikutsertaannya dalam tes SPMB. Ia lulus di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang pada saat pendaftaran tes ia memilih tiga jurusan yaitu FKIP Matematika dan FMIPA Biologi. Dengan berita kelulusan tersebut di tambah dengan memperhatikan prestasi yang pernah di raih waktu SMA dan SLTP, kembali menumbuhkan motivasi dan keyakinan di benak Petani orang tua dari mas sugi ini untuk melanjutkan putra sulungnya ini ke jenjang pendidikan di tingkat universitas.
Di saat seperti ini rekayasa Allah bermain, Allah Maha Tahu batas kemampuan dan kelemahan hamba-Nya, Anak desa ini dipertemukan kepada orang yang Allah limpahkan kadanya nikmat yang lebih, yang selanjutnya anak desa ini ikut dan tinggal bersamanya di Jalan Pertahanan No.1993, Rt.39, Rw.12, Kelulrangan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II Palembang, dengan konsekuensi tidak kuliah di UNSRI melainkan kuliah di Universitas Muhammadiyah Palembang Fakultas Ekonomi yang menenggelamkan arah cita-cita kecilnya dengan mengambil Jurusan Akuntansi.
Pemuda yang memiliki nama kecil eko ini selain aktif kuliah sebagai mahasiswa ia pun aktif di beberapa Organisasi yang menurutnya sudah membesarkan namanya dan memunculkan potensi dalam dirinya, membuatnya memiliki banyak teman yang tidak hanya sekedar di kalangan kampus Muhammadiyah. Organisasi yang diikutinya semua berbasis keislaman yaitu, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Forum Silaturahim Study Ekonomi Islam (FoSSEI). Ia juga terlibat di Pusat Komunikasi Daerah Forum Lembaga Dakwah Kampus Daerah Sumatera Selatan (PUSKOMDA FSLDKD SUMSEL) dan terlibat di Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unifersitas Muhammadiyah Palembang (BEM FE UMP). Keaktifan di Organisasi membawa Anak Ranau ini membentuk dirinya menjadi pribadi yang sangat berbeda dari sebelumnya --kata rekan-rekannya memiliki pribadi rabbani, qur’ani, dan mandiri -semoga allah memberi kekuatan dan menjaganya-- karena sering mengikuti berbagai macam kegiatan dan pelatihan yang berbasis pengembangan potensi diri. Pelatihan yang pernah di ikuti yaitu Darul Arqam Dasar (DAD) dari IMM, Daurah Marhalah satu dan dua (DM 1 dan DM 2) dari KAMMI, Sari’a Economics Training (SET) di lampung dari FoSSEI, Public Speaking di Bandung dalam rangka Nasionalisasi Mentoring Islam Mahasiswa PUSKOMDAY’S FSLDKN saat menjadi utusan dari UMP di UNISBA (Univesitas Islam Bandung), beberapa Seminar Pendidikan dan Seminar Ekonomi Islam serta pelatihan pelatihan lain yang berbasis dakwah kampus. Sedangkan Kegiatan yang pernah di ikuti --sebagai panitia-- yaitu DAD, DM 1, Seminar-seminar, Masa Ta’aruf Akbar Mahasiswa Baru, dan lain-lain yang menurutnya semua itu adalah sarana tarbiyah –pembinaan- diri serta ilmu kemsyarakata dan  ilmu kepemimpinan yang tidak diperoleh di ruang perkuliahan.
Inilah profil sang pengembara yang berjuang untuk menemukan jati diri, membentuk pola pikir, serta untuk membina diri menjadi pribadi bermanfaat dan taat pada ilahi. Dan inilah kisah perjalanan sang perindu syurga yang telah meniti kisah dari Sekolah Dasar di Tengah Rimba ke Kampus Megah Muhammadiyah di Tengah Kota. Wallahu A’lam.
EC Rumah Zakat Palembang_Kamis_10 November 2011_20.30
Selama menjalani perkuliahan, pemilik akun facebook Sugiatmoko Putra Ranau ini tinggal bersama keluarga Bapak Ridwan Arief putra ke-7 dari Bapak Arief Bangsawan. Bapak Arief Bangsawan merupakan salah saatu tokoh masyarakat yang berpengaruh di Derah Ranau –- daerah asal mas sugi--. Selain kuliah, keseharian mas sugi adalah membatu pekerjaan yang ada di rumah Bapak Ridwan Arief, sebataqs waktu yang bisa di gunakan untuk membantu.
Mulai dari pagi hari, Pujakesuma asal Ranau ini memulai aktivitasnya dengan shalat subuh –biasanya berjamaah di Mushola SMK Madyatama-- yang dilanjutkan dengan membuka semua pintu yang terkunci dari pintu utama hingga pintu gerbang. Kemudian membersihkan (menyapu) teras, garasi, taman, danmembersihkan sampah di luar pagar. Di teruskan dengan memberskan tempat tidur --gak langsung dibereskan karena da mas ryno anak sulung Pak iwan yang belum bangun, sekalian nunggu berangkat sekolah—dan dilanjutkan ngepel teras sekeliling rumah dan garasi. Setlah itu baru sarapan pagi –kalo lagi ga’ puasa-- , selanjutnya mandi dan brankat kuliah – kalo lagi ga’ kuliah or kuliahnya siang dilanjutkan dengan memotong dan merapikan bunga di taman--.
Aktivitas sore hingga malam biasanya dimulai dari mandi, shalat maghrib –berjamaah di mushola SMK Madyatama--, sepulang shalat maghrib dilanjutkan dengan mengajar ngaji anak-anaknya Bapak Ridwan dan Ibu Nurhayati. Setelah itu, sembari nunggu shalat isya’ biasanya tilawah Alqur’an –biasanya dapet satu sampe lima lembar--. Adzan Isya’ berkumandang, lengsung menuju Mushola untuk shalat isya’ berjamaah.Sepulang dari mushola dilanjutkan dengan membersihkan semua kamar tidur –dari kamar utama, anak-anak, sampe kamar tamu--, membersihkan ruang tengah (ruang keluarga), ruang makan, ruang shalat, ruang santai, dan dapur—tempat masak--. Setelah itu baru makan malam. Selesai makan malam terus masuk kamar untuk mengajari anak-anak pak iwan –panggilan pak Ridwan— mengerjakan tugas sekolah –sebelum itu, kadang-kadang disuruh belanja ke Mini market Pratama Mart--. Pukul 21.00 WIB, --kadang-kadang masih ada pekerjaan lain—biasanya baru bisa mengerjakan tugas-tugas pribadi –tugas kuliah maupun tugas organisasi--. Baru bisa istirahat tidur biasanya sekitar pukul 24.00 WIB  –tak jarang baru tidur sekitar pukul 01.00 WIB, bahkan lebih--. Aktivitas demikian ini yang di kerjakan mas selama tinggal bersama keluarga Bapak Ridwan Arief dan Ibu Nurhayati, yang terkadang ada juga pekerjaan di luar akativitas tersebut yang masih harus mas sugi kerjakan.
Semua itu dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah dan sebagai bentuk ucapan terimakasih yang bisa dilakukan kepada keluarga Bapak Iwan dan Ibu Nur serta keluarganya yang telah menerima mas sugi sebagai bagian dari keluarga mereka –meskipun sebenarnya hal itu belum bisa membalas kebaikan keluarga Bapak Iwan--.
Kurang lebih sekitar lima tahun aktivitas demikian dirasakan oleh mas sugi. Aktivitas itu membentuk karakter, kebiasaan, dan budaya dalam diri Putra Ranau ini menjadi orang yang memliki budaya hidup rapi, bersih dan disiplin akan waktu. Ia tidak menyukai suasana tempat yang kurang rapi/berantakan dan kotor –semoga istiqomah dan tetap konsisten menjadi orang yang berkarakter demikan--. Hingga saat ini, mas sugi selalu merasakan bahwa proses yang telah dilaluinya itu adalah benar-benaar masa kuliah, yaitu kuliah tentang kehidupan berkeluarga –kuliah di UMP tetap Akuntansi, untuk masa depan--.
Seperti itulah perjuangan sang pengembara ini selama proses perkuliahannya –selama 4,5 tahun hidup di kampus hijau— meskipun tidak seluruh proses di kisahkan –proses unik dan yang paling berkesan akan dikisahkan dalam edisi lain, Amin...!--.
Akhir Kuliah Dan Awal Dunia Kerja
Setelah selama sembilan semester menjalankan perkuliahan di Fakukultas Ekonomi Jurusan AkuntansiUniversitas Muhammadiyah Palembang, Pemuda yang lahir sebagai anak sulung ini akhirnya menyelesaikan kuliahnya dengan ujian akhir pada tanggal 28 Februari 2011. Dalam ujian ini, mas sugi di uji oleh tiga doseen penguji, yaitu Ibu Hj. Yuhanis Ladewi S.E.Ak, M.Si, Bapak Mizan S.E.Ak, M.Si, dan Bapak Aprianto S.E. Serta ada juga dua rekan ujian, yaitu Andeli Pramaja dan Verawati. Judul Skripsi yang di tulis mas sugi adalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Menggunakan Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Sumsel Babel Syariah Cabang Palembang, dengan dosen pembimbing Ibu Hj. Yuhanis Ladewi S.E.Ak, M.Si –umi anis--. Setelah ujian, mas sugi belum resmi menjadi seorang sarjana karena harus mengikuti wisuda sarjana terlebih dahulu. Dan resmi  menyandang gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Hari Kamis tanggal 31 Maret 2011 di Gedung Serbaguna Kebudayaan Sumatera Selatan di Jakabaring Palembang.
Wisuda yang mengakhiri masa belajar di kampus, mengakhiri pula identitas sebagai mahasiswa –insyaallah akan menjadi mahasiswa lagi untuk jenjang pascasarjana S2 san S3, Amin--. Hal ini berarti bahwa mas sugi harus membuat identitas baru dalam dirinya –mungkin sbagai pengusaha, guru, karyawan, dan atau yang lainnya—. Sebagai sarjana muda yang tidak mau kehilangan kesempatan dan waktunya,  mas sugi langsung membuat Surat Lamaran Kerja kepada salah satu perbankan syariah. Yang kebetulan pada saat itu sedang mengadakan rekrutmen tenaga kerja sebagai Shari’a Funding Executive(SFE) dalam Program Early Recruitment Program (ERP) kerjasama Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang dengan PT. Bank Syariah Mandiri (BSM).
Beberapa hari setelah wisuda –tepatnya tanggal 4 April 2011 sekitar pukul 17.00--  Sugiatmoko S.E mendapatkan pesan singkat(SMS) dari PT. Bank Syariah mandiri untuk hadir sebagai salah satu peserta yang berkesempatan untuk mengikuti tes sebagai Shari’a Funding Executive(SFE) PT. Bank Syariah Mandiri yang diadakan di Ruang Pascasarjana Fakultas Ekonnomi Universitas Muhammadiyah Palembang. Tes Berlangsung selama dua hari –Tanggal 5 – 6 April 2011--.
Setelah beberapa kali menyelesaikan tes –Alhamdulillah, Allah senantiasa memberikan kesempatan— akhirnya, pada tanggal 6 April 2011 sekitar pukul 17.00,  pencari kerja ini mendapat pesan singkat dari Ponselnya bahwa ia lulus tes dan berkesempatan untuk mengikuti pembekalan dari PT. Bank Syariah Mandiri sebagai Shari’a Funding Executive(SFE) di perusahaan tersebut. Pembekalan tersebut berlangsung di Ruang Pascasarjan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang pada tanggal 7 April 2011 yang diikuti oleh seluruh peserta yang lulus tes sebanyak 29 peserta –dari sekitar 300 pendaftar--.
Selanjutnya, Hari Jum’at Tanggal 8 April 2011 mas sugi pulanag ke kampung halaman –Ranau Indah--  untuk mengadakan syukuran, berbagi kabar gembira kepada sanak saudara di sana atas wisuda sarjana dan langsung berksempatan mendapatkan pekerjaan –Alhamdulillah--.  Setelah selama tiga hari di Ranau, akhirnya pada Hari Ahad tanggal 10 april 2011 Mas Sugi kembali lagi ke Palembang BARI –meskipun sudah mulai kurang BARI lagi--  untuk menyiapkan diri memasuki dunia kerja di keesokan harinya.
Hari Senin Tanggal 11 april 201, adalah hari pertma masuk kerja di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Palembang Sebagai Shari’a Funding Executive(SFE) di jalan Jend. Sudirman no. 80 Palembang. Pada tahap ini, mereka masih tahap OJT...
Dari saat itulah putra daerah OKU Selatan ini memulai dunia kerja, semoga sukses, semoga dapat kita lanjutkan kisahnya di lain kesempatan,,

Palembang,Angkatan.66, 08 Juli 2012
Yang Unik dan Beda dari Sang Pengembara
1.             Sepeda Hijau bersejarah
Selama menjalani perkuliahan, calon pengusaha sukses yang menamakan dirinya Sang Pengembara ini terkenal karena sepedanya. Tepatnya sekitar perjalanan kuliah di semester 6, Mas Sugi menerima kirman paket berupa sepeda Phoenik warna hijau dari orang tuanya di kampung Ranau. Mulai dari saat itu, aktivitas kuliahnya maupun aktivitas yang lain yang memiliki jarak tempuh yang  jauh, ia kerjakan dan menyelesaikannya dengan sepeda hijaunya. Yang paling membuat Putra Ranau ini saying dengan sepedanya adalah sejarah dan manfaatnya, yang telah memperlancar kuliah khususnya saat proses tugas akhir(skripsi). Di mana selama dua bulan ia melakukan penelitian/riset di PT. Bank Sumsel Babel Syariah di Jl. Letkol. Iskandar(depan PIM), dan selama itu pula ia menempuhnya dengan sepeda hingga akhirnya dapat mengikuti ujian akhir/ujiian skripsi.
Ada kisah yang selalu diingat oleh Mas Sugi tentang sepedanya, yaitu ketika hendak ujian skripsi. Ketika itu Mas Sugi berangkat dari rumah tinggalnya dengan penampilan rapi sebagaimana mestinya peserta ujian, dengan jas di tangan kanannya(belum di pake), dan berangkat hanya dengan sepedanya. Di Stang kanan sepedanya ada jas, di tas ranselnya penuh dengan beberapa rangkap duplikat skripsinya yang tebal, dan beberapa buku referensi yang telah disiapkannya. Selama di perjalanan menuju kampus Mas Sugi merasa khawatir tas ranselny putus, dan selama itu pula tang

an kanannya memegang jas yang tak jarang bergantian dengan tangan kirinya. Kekhawatiran itu bersamaan dengan detik-detik yang menentukan kelulusannya dari kampus hijau dan itu  ia tempuh dengan mengayuh sepeda dari tempat tinggalnya menuju kampus.
 Dengan sepeda itu pula Putra Ranau ini dapat aktif dalam setiap agenda organisasi yang ikuti. Mulai dari syuro’ ke syuro’(rapat), kegiatan demi kegiatan, dan agenda2 khalaqohny (pengajian rutin) pun ia tempuh dengan sepedanya, yang jarak tempuhnya cukup jauh, cukup memakan waktu, dan cukup memeras keringat.
Pernah suatu ketika, pagi hari (setelah mabit –bermalam-) , Putra Ranau ini ingin pulang dari Talaqi di tempat saudara sekhalaqohnya, dan ketika itu ban sepedanya bocor. Pada awalnya ia mengira hanya kekurangan atau kehabisan udara saja, karena saat itu masih pagi sehingga belum ada satupun tambal ban yang buka. Dengan tetap semangat, ia mendorong sepedanya sembari memperhatikan di kiri dan kanan jalan dengan harapan ada tambal ban yang buka dan bisa memperbaiki sepedanya.  Setelah jauh berjalan, dan setelah melewati jembatan ampera, akhirnya ada tempat tambal ban yang sudah buka. Di tempat ini, ia hampir kehilangan semangat. Karena ternyata harus diganti dengan ban yang baru, sedangkan waktu pagi seperti saat itu belum ada toko yang   sudah buka. Saat itu pula Putra Jawa ini merasakan ada beban ujian, karena ia harus lelah mendorong sepedanya , ia harus lelah mencari took pejual ban, harus sabar menunggu ban di perbaiki, dan harus menyadari bahwa ia terlambat pulang ke rumah dan terlambat untuk kuliah.—semoga Allah Menganugerahkan kekuatan--.
Selain itu, kisah berkesan Mas Sugi bersama sepedanya juga pernah dirasakan ketika ia sudah berada di tempat yang lain, yaitu ketika ia sudah tinggal di Jl angkatan 66. Ketika itu Hari Ahad, ia mendapat amanah dari murobbinya untuk menghadiri pertemuan ketua kelompok khalaqoh –Mas Sugi sebagai Ketua kelompok di khalaqohnya—di Kertapati. Ketika berangkat dari rumah tinggalnya, kondisi ban sepedanya biasa saja, ternyata ketika di tengah perjalanan menuju Kertapati sepedanya mengalami pecah ban. Dan setelah ban sepedanya di tambal, ia meneruskan perjalanan ke tempat pertemuan yang di tuju –di depan pasar 3-4 Ulu--.
Acara pertemuan selesai, ia pulang dengan mengendarai sepedanya, ketika itu waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 wib. Tanpa ia sadari, ternyata sepeda yang dikayuhnya kembali kehabisan udara. Kemudian ia mendorong sepedanya dengan harapan ada tempat untuk menambal ban sepedanya.Dan kisah inilah yang sangat berkesan, karena harapan hanyalah sebuah harapan, karena sampai di depan pintu rumah tinggalnya, ia masih mendorong sepedanya dengan berjalan kaki menempuh waktu tak kurang dari 3 jam, dan menempuh jarak perjalanan dari Kertapati ke Sekip Ujung Angkatan 66 tanpa menemukan tempat tambal ban yang ia harapkan. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan.
Kiah lain dari sepeda Mas Sugi, yaaitu selama digunakan untuk menempuh jarak perjalanan dari rumah tinggalnya menuju kantor tempatnya bekerja –PT. Bank Syariah Mandiri KCP Kilometer 5 Palembang--. Tanpa rasa minder –tetap PD-- , meskipun ia seorang banker, ia puntetap menggunakan sepedanya sebagai alat transportasi hariannya –karena hanya sepeda yang Mas Sugi punya--. Dan suatu ketika, ia sempat terhenti di tengah perjalanan karena pengayuh sepedanya lepas dan tidak dapat diperbaiki. Akhirnya, ia menitipkan sepedanya di sebuah yayasan –Yayasan Tahfizh Qur’an Daarut Tarbyah--. Dan ia minta bantuan kepada salah satu santri yayasan tersebut untuk di antar kekantor. Sepulang dari kantor ia berjalan kaki menuju yayasan untuk mengambil sepedanya dan membawanya kembali ke rumah tinggalnya. Sejak saat itu, ia berangkat bekerja bersama rekan sekantornya –Ari Basoma|customer service|--, dan pulang dari kantor dengan berjalan kaki yang menempuh waktu sekitar 45 menit, meskipun terkadang harus pulang naik ojek jika diperlukan…

2.             Prestasi
Putra sulung dari seorang petani kebun ini terlahir di tengah hijaunya perkebunan kopi, dikelilingi hijaunya hutan belantara, di antara tingginya pepohonan, di sela-sela rimbunnya dedaunan, di gubuk kecil beratap sirap( atap dari belahan kayu)dan berdinding susunan pelupuh (bambu yang cacah), yang bertiang potongan pohon kayu.
Di usianya yang masih belia, seusia anak sekolah dasar, ia diberikan tanggung jawab untuk menggembala beberapa ekor sapi yang mereka ternak oleh kedua orang tuanya. Tapi tak jarang sapi gembalaanya ia tinggalkan hanya untuk bermain dengan teman-teman sebayanya, yang membuatnya terkadang harus menerima kemarahan orang tuanya. Selain karena itu, ia juga sering menerima kemarahan orang tua kerana kenakalan dan kelalainnya.
Kelas 4 Sekolah Dasar, ia merasakan puncak prestasinya yang ia pertahankan hingga kelulusannya dari sekolah nya – SDN 5 Simpang Sender Ranau— dimana ia selalu meraih peringkat pertama di kelasnya. Setelah ia sadari, ternyata prestasi yang diraihnya merupakan prestasi yang tidak terlepas dari kebersamaannya dengan sapi-sapi gembalaannya. Karena sepanjang ia sekolah, ia pun selalu belajar dan mengulang pelajaran sekolahnya ketika ia menggembala sapi-sapinya. Setiap kembali dari sekolah, ia membawa sapi-sapinya ke tempat yang terdapat banyak rumput untuk makan sapi-sapinya. Setelah sapi-sapinya ia ikat di pohon yang di sekitarnya banyak terdapat rumputnya, kemudian putra ranau ini mencari pohon yang bisa untuk ia panjat dan bisa ia gunakan untuk santai di atas pohon sembari belajar, mengulangi kembali pelajaran dari sekolahnya dan memperhatikan sapi-sapi gembalaannya.  Kebiasaan yang ia lakukan itulah yang membuatny mampu mempertahankan prestasi dan membawanya kepada prestasi yang berkelanjutan.
 Selanjutnya di SLTP, ia masih tetap dengan kebiasaannya, bahkan lebih tertata, lebih disiplin dari sebelumnya, sehingga ia pun lebih berprestasi dari sebelumnya. Namun demikian, ia mengawali prestasi di SLTP ini –SLTP N 2 Banding Agung Ranau—di kelas I.4 (satu empat, ia hanya mendapat peringkat IV (empat) di caturwulan pertama, peringkat II (dua) di caturwulan ke-2, dan peringkat  III (tiga) di caturwulan ke-3. Saat ia naik ke kelas II.4 (dua empat) ia mulai menemukan irama belajarnya dan menemukan puncak prestasinya dengan mampu meraih peringkat pertama sejak Caturwulan pertama. Namun demikian, di Caturwulan pertama ini ia hanya meraih peringkat pertama tanpa gelar juara umum. Dan untuk caturwulan ke-2, ia tampil dengan tetap mempertahankan peringkat pertamanya, dan mampu meraih gelar Juara Umum. Gelar Juara Umum yang menjadi puncak prestasinya ini ternyata mampu ia pertahankan hingga akhir masa belajarnya di SLTPnya. Dengan prestasinya sebagai juara umum, ia mendapat penghargaan dari sekolahnya dengan sekolah tanpa membayar uang SPP, bahkan ia mendapat Beasiswa dari sekolahnya. Dan karena prestasinya tersebut, ia bersama salah satu rekannya pun mendapat kesempatan menjadi Siswa Teladan Berprestasi. Selain itu ia juga pernah menjadi salah satu peserta Cepat Tepat Siswa Berprestasi yang di selenggarakan di Baturaja bersama tiga siswa yang lain.
Detik-detik terakhir di SLTP, ia mulai menentukan kemana ia akan melanjutkan jenjang pendidikannya. Ketika duduk di kelas I(satu) dan kelas II(dua), harapan tertuju kepada salah satu STM di Lampung. Namun, ia menyadari bahwa ia terlahir dari keluarga dengan kemampuan ekonomin kurang mampu, sehingga sempat terpikir untuk tidak melanjutkan sekolah dan ingin membantu orang tua bertani. Setelah mendengar setiap nasehat, saran, dan motivasi dari sahabat-sahabat dekatnya, ia berpikir lagi untuk melanjutkan sekolah. Setelah mendiskusikannya kepada kedua orang tuanya, ternyata kedua orang tuanya pun tetap menginginkan putra ranau untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya dengan menyakinkan bahwa jika ada kemauan pasti ada jalan dan meyakinkan bahwa setiap kebaikan akan mendapatkan pertolongan dari Allah. Maka selanjutnya, denga membawa semangat yang di sematkan oleh kedua orangtuanya, putra ranau melanjutkan sekolah di SMA N 1 Banding Agung Ranau.
Di tepian Danau Ranau, di SMA Negeri 1 Banding Agung, pelajar yang di sapa oleh rekan-rekanya dengan Bang Ogix ini mengawali proses belajarnya di kelas I.5 (satu lima, naik di kelas II.3(dua tiga), dan berakhir di kelas III.IPA.1(tiga IPA satu). Di kelas I.5 (satu lima), ia berkumpul di kelas unggulan, ia berkumpul bersama orang-orang berprestasi dan siswa-siswa terhebat dari sekolahnya masing-masing untuk bersaing, berkompetisi menjadi yang terbaik di kelas karena mereka belum tau siapa yang akan menjadi yang terbaik di antara mereka.
Setelah ia jalani, ternyata siswa yang di sapa Bang Ogix ini hanya meraih tiga besar saja di semester pertama, dan peringkat Dua besar di semester ke-2. Di masa-masa ini ia sempat ingin berhenti dari sekolahnya. Tapi hal itu menadapat penolakan dari kedua orang tuanya, khususnya bapak/ayahnya yang mengatakn,”jika bapak sekarang bekerja memotong rumput di kebun, Bapaik berharap kalian tidak merasaka seperti yang bapak rasakan”. Dengan mendengar kalimat itu, ia bangkit dan terus belajar, sehingga ia mampu meraih peringkat pertama selama di kelas II.3(dua tiga), bahkan sempat meraih juara umum ke II di sekolahnya.
Dan di kelas III (tiga) ia mampu menembus kelas IPA dimana kelas ini merupakan kumpulan siswa-siswa cerdas selama di kelas satu dan kelas dua. Selama di kelas ini –kelas III.IPA.1— ia hanya mampu meraih peringkat kedua hingga ia lulus. Di kelas tiga ini ia sempat menjadi nominator peserta olimpiade untuk bidang study IPA  Fisika, namun karena saat itu sudah mendekati kelulusan, maka peserta di ambil dari kelas dua.

3.     Pengalaman Organisasi
Sepanjang proses pendidikan di SMA dan di Universitas, Sugiatmoko Putra Ranau asal Lembah Seminung ini tidak hanya mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun kampus, ia pun menyibukan diri untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai organisasi dan perkumpulan. Selain untuk mengisi waktu luangnya hal ini ia lakukan lakukan untuk menambah wawasan, meningkatkan mental dan keberanian, menambah teman, dan ternyata masih banyak hal lain yang ia dapatkan dengan mengikuti berbagai kegiatan organisasi ini, bahkan ia merasa bahwa ilmu dari organisasi lebih banyak memberikanya kemampuan baik dalam bermasyarakat maupun dalam pekerjaannya..
Selama di SMA, ia aktif di beberapa kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya, yaitu OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), Sispala (Siswa Pencinta Alam), Pramuka, Bela Diri, Olahraga dan Teater. Di OSIS,  ketika di kelas II(dua) ia menjadi salah satu kandidat kuat yang di calonkan sebagai ketua umum, namun akhirnya ia hanya mendapatkan amanah sebagai Ketua Bidang Olahraga dan Daya Kreasi, yang aktif mengatur kegiatan senam rutin setiap hari jum’at dan mengadakan beberapa kegiatan turnamen olahraga.
Di Sispala, ia aktif dari awal masuk sekolah di SMAnya. Di kelas II (dua) ia pun terpilih sebagai Ketua Umum Sispala SMA N 1 Banding Agung. Namun sebelum meneruskan kepemimpinan dan membentuk kepengurusan baru ternyata beberapa pekan kemudian Panitia pemilihan dan beberapa Senior Sispala tidak mengakui hasil pemilihan dan membatalkan hasil pemilihan tanpa alasan yang jelas. Dengan tanpa menuntut hal yang sudah menjadi hak kepmimpinanya, ia memilih mundur dari Sspala dan aktif di kegiatan lain. Pengalaman besar yang ia peroleh di Sispala ini adalah ketika melakukan pendakian Gunung Seminung selama sehari semalam. Pendakian ini dilakukan atas kerjasama Sispala SMA N 1 Banding Agung dengan salah satu Mapala dari Universitas Lampung (UNILA).
 Di Pramuka, ia hanya menjadi anggota biasa. Dan selain kegiatan latihan rutin, ia juga hanya memiliki pengalaman megikuti perkemahan Jum’at, Sabtu, Minggu (Perjusami) selama tiga hari di tempat perkemahan yang tidak jauh dari SMAnya. Sedangka di Organisasi bela diri, ia aktif sebagai siswa sejak kelas I (satu) sampai kelas II (dua) SMA –selama dua tahun--. Dan  setelah lulus latihan siswa, ia aktif sebagai pelatih tetap di SMA hingga ia selesai dari sekolahnya. Selama mengikuti bela diri ini, ia juga aktif mengikuti latihan atlet. Ia pun berkesempatan mengikuti kejuaraan tingkat kabupaten yang berhasil menjadi juara di kelas A putra dan kejuaraan ini pun sekaligus memrupakan ajang seleksi atlet untuk mengikuti PORDA(Pekan Olahraga Daerah) Sumsel di Palembang. Meskipun ia masuk sebagai salah satu nominasi atlet di kelasnya (kelas A putra), ia tidak meneruskan latihan untuk mengikuti kejuaraan. Karena ketika itu ia sudah berada di penghujung pendidikan sekolah, ia fokus untuk menyiapkan kelulusannya dan untuk menyiapkan perjuangan pedidikan di Universitas.
 Di olahraga, ia aktif dalam latihan Atletik lari. Ia tercatat sebagai salah satu atlet lari cepat (sprint) jarak 100 meter. Selain itu, ia pun mengikuti beberapa cabang lari yang lain ketika ada kejuaraan. Ia pernah mengikuti kejuaraan lari marathon 10000 meter, 5000 meter, dan 800 meter. Tapi ia tetap fokus pada lari cepat 100meter. Di lari cepat 100 meter ini ia tercatat sebagai juara ke-3 (tiga) putra untuk tingkat kabupaten OKU Selatan pada tahun 2005. Ketika itu kejuaraan di adakan di kecamatan Banding Agung, tepatnya di Lapangan Sepak Bola Suka Negri, samping MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Banding Agung.
Selanjutnya adalah Seni Teater. Di Seni teater ini, ia tercatat sebagai salah satu pelopor dan pendiri Teater Tunggal SMAN 1 Banding Agung. Yang mana sebelumnya di sekolah ini tidak ada lembaga seni teater. Baru setelah angkatan mereka di  terima dan berjalan beberapa bulan, Teater Tunggal SMA terbentuk. Pada mulanya, Mas Sugi dan rekannya di kelas I.5 (satu lima) yang di komando dan di pimpin opleh ketua kelas –Ali Akbar-- sepakat untuk menampilkan seni teater mereka pada acara yang di selenggarakan oleh sekolah. Karena merasa apa yang mereka tampilkan sangat menarik dan mendapat apresiasi positif dari beberapa pihak di sekolah, kemudian mereka mencoba untuk merumuskanya dan selanjutnya mengusulkan kepada sekolah untuk menjadikanya salah satu lembaga di sekolah. Setelah Seni teater diterima menjadi salah satu lembaga di sekolahnya, kerja keras mereka dalam mengembangkan dan belajar tentang teater dapat menuai hasil yang positif. Lembaga Teater yang mereka bentuk selalu mendapat kesempatan untuk tampil di berbagai moment penting dan hari-hari besar nasional seperti misalnya acara perpisahan siswa kelas III (tiga), Hari Kemerdekaan, dan hari penting lainnya baik di sekolah maupun di luar sekolah seperti di balai kecamatan dan tempat lain.